MDMC Bergerak Cepat! Begini Upaya Tangani Banjir dan Longsor di Bogor

PWMJATENG.COM, Bogoy – Hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Bogor pada Ahad, 2 Maret 2025, memicu bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah. Debit air yang meningkat drastis menyebabkan tanah di beberapa titik mengalami pergerakan, sementara luapan sungai merendam permukiman warga.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat melaporkan bahwa longsor terjadi di enam kecamatan, yakni Cisarua, Megamendung, Sukaraja, Sukajaya, Cijeruk, dan Ciomas. Banjir juga melanda Kecamatan Rumpin, Bojonggede, dan Cisarua. Cuaca ekstrem turut berdampak di Kecamatan Jasinga dan Tenjo, yang menyebabkan infrastruktur seperti Jalan Raya Jasinga – Tenjo mengalami kerusakan parah.

Akibat bencana ini, lima kepala keluarga dengan total 20 jiwa terdampak longsor, delapan di antaranya terpaksa mengungsi. Sebanyak 11 rumah mengalami kerusakan, tujuh di antaranya dalam kondisi parah. Infrastruktur seperti jembatan penghubung dan jalan alternatif rusak, menghambat mobilitas warga. Sementara itu, banjir berdampak pada 257 kepala keluarga atau sekitar 976 jiwa. Sebanyak 27 rumah mengalami kerusakan, bahkan satu pesantren turut terendam air.

Baca juga, Menjaga Lisan dan Hati Selama Berpuasa: Esensi Puasa yang Sempurna

Sebagai respons cepat, Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Jawa Barat segera melakukan asesmen dan kaji cepat di lokasi terdampak. Ketua MDMC Jawa Barat menyampaikan, “Kami langsung berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan bantuan dapat segera disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.”

Saat ini, warga terdampak membutuhkan berbagai kebutuhan darurat seperti makanan siap saji, paket sembako, hygiene kit, obat-obatan, air bersih, dan alat kebersihan. Selain itu, tenda pengungsian, selimut, karpet, terpal, serta alat penerangan seperti senter dan lampu menjadi prioritas utama. Untuk mendukung proses evakuasi dan distribusi bantuan di daerah banjir, perahu sangat dibutuhkan, sementara generator listrik diperlukan untuk menunjang operasional di lokasi pengungsian.

Kontributor : Aulia
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *