
PWMJATENG.COM, Padang – Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat kembali menggelar Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Search and Rescue (SAR) Muhammadiyah secara intensif selama sepekan, terhitung sejak Ahad (11/5/2025) hingga Ahad (18/5/2025).
Yang menarik, Wakil Ketua LRB-MDMC PWM Jawa Tengah, Fathul Faruq, secara khusus didapuk menjadi instruktur utama dalam kegiatan tersebut. Penunjukan Faruq menunjukkan adanya sinergi antardaerah dalam memperkuat kapasitas kebencanaan di tubuh Muhammadiyah.
Kegiatan pembukaan berlangsung khidmat di Lumit Camp ABG Waterpark, Kota Padang. Hadir dalam pembukaan Ketua PWM Sumatera Barat, Bakhtiar; Dewan Pakar LRB-MDMC PWM Sumbar, Irman Gusman; Ketua LRB-MDMC PWM Sumbar, Portito; serta jajaran pimpinan amal usaha Muhammadiyah dan para peserta Diklat SAR.
Fathul Faruq mengungkapkan kebahagiaannya bisa menjadi bagian dari proses penguatan kapasitas SAR Muhammadiyah di wilayah barat Indonesia. “Saya merasa terhormat bisa berbagi pengalaman dan wawasan bersama saudara-saudara di Sumatera Barat. Kesiapsiagaan adalah kunci utama dalam penanggulangan bencana,” ujarnya dalam sesi sambutan.
Menurut Faruq, kebutuhan terhadap relawan SAR yang terlatih semakin tinggi, mengingat Indonesia merupakan negara rawan bencana. Ia menegaskan bahwa Muhammadiyah melalui MDMC harus terus melahirkan kader yang tangguh dan responsif dalam situasi darurat.
“Dengan pelatihan ini, saya berharap para peserta mampu menjadi garda terdepan dalam operasi penyelamatan dan pertolongan,” katanya.
Ketua PWM Sumatera Barat, Bakhtiar, turut menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan tersebut. Ia menilai Diklat SAR ini menjadi momentum penting dalam menyiapkan kader-kader Muhammadiyah yang memiliki kepedulian dan keterampilan teknis kebencanaan.
“Peran relawan dalam kerja-kerja kemanusiaan sangat strategis. Oleh karena itu, Muhammadiyah harus hadir dengan kesiapan dan kapasitas yang mumpuni,” ujar Bakhtiar.
Baca juga, Ibnu Hasan: Ilmu Amaliah dan Amal Ilmiah, Fondasi Tanggung Jawab Muslim dalam Kehidupan
Senada dengan Bakhtiar, Ketua LRB-MDMC Sumbar, Portito, menyebut bahwa pelatihan SAR bukan hanya urusan teknis, tetapi juga spiritual dan ideologis. Menurutnya, kader Muhammadiyah harus memiliki jiwa ikhlas dan semangat juang yang tinggi dalam misi kemanusiaan.
“Pelatihan ini kami rancang tidak hanya dengan pendekatan materi teknis, tetapi juga pemahaman nilai dan karakter Muhammadiyah,” jelas Portito.
Sementara itu, Dewan Pakar MDMC Sumbar, Irman Gusman, menegaskan pentingnya kolaborasi antara wilayah. Ia mengapresiasi keterlibatan MDMC Jawa Tengah dalam mendukung pelatihan di Sumatera Barat.
“Sinergi antardaerah sangat penting. Ini menjadi contoh baik bagaimana Muhammadiyah bekerja lintas wilayah untuk tujuan kemanusiaan,” tegas Irman.
Diklat SAR Muhammadiyah ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Para peserta akan mendapatkan pelatihan intensif di bidang navigasi darat, pertolongan pertama gawat darurat (PPGD), teknik pencarian dan penyelamatan, serta manajemen tim SAR.
Selain materi lapangan, peserta juga mengikuti pembekalan nilai-nilai dasar Muhammadiyah dan etika relawan. Hal ini bertujuan agar mereka tidak hanya cakap secara teknis, tetapi juga kokoh secara ideologis.
“Setiap peserta harus siap secara fisik dan mental, karena dunia SAR bukan hanya soal keahlian, tetapi juga soal pengabdian,” pungkas Fathul Faruq, didampingi Instruktur SAR Muhammadiyah, Astri Nanda Firman Saputra.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha