
PWMJATENG.COM, Wonosobo – Peningkatan kapasitas relawan terus dilakukan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) untuk memastikan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana. Salah satunya melalui kegiatan “Skill Up” yang digelar MDMC Kaliwiro bekerja sama dengan MDMC Daerah Wonosobo, pada Senin (1/9/2025) di Lapangan Desa Selomanik, Kaliwiro, Wonosobo.
Kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta yang terdiri atas relawan MDMC dari wilayah Kaliwiro. Mereka mendapatkan materi yang berfokus pada empat tahapan penting dalam penanggulangan bencana, yaitu mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, serta rehabilitasi dan rekonstruksi.
Menurut pemateri, Kurnedi, anggota MDMC tidak hanya dituntut menguasai keterampilan teknis, tetapi juga memiliki nilai-nilai kemanusiaan dan semangat kerelawanan. Ia menegaskan, kemampuan seorang relawan meliputi aspek asesmen lapangan, koordinasi lintas lembaga, penanganan psikososial, pengelolaan logistik, hingga pertolongan pertama.
“Relawan MDMC harus memiliki kesiapan menyeluruh, tidak hanya secara teknis, tetapi juga dalam memegang teguh semangat kemanusiaan. Semua itu akan memperkuat peran mereka saat bencana terjadi,” ujar Kurnedi.
Komandan MDMC Kaliwiro, Syarif Undriyanto, menuturkan bahwa program ini merupakan tindak lanjut dari berbagai pelatihan yang sebelumnya sudah dilaksanakan. Ia berharap, setiap anggota mampu mengasah keterampilan individu agar semakin mumpuni dalam menghadapi situasi kebencanaan yang kompleks.
“Ini kegiatan lanjutan dari pelatihan-pelatihan yang sudah kita lakukan. Harapan kami, anggota lebih siap secara individu dan memiliki keterampilan yang benar-benar bisa diandalkan ketika dibutuhkan,” kata Syarif.
Syarif menambahkan, dalam kegiatan ini para peserta tidak hanya berlatih secara teori, tetapi juga mendapatkan pengalaman praktis melalui simulasi lapangan. Dengan begitu, mereka dapat langsung mempraktikkan apa yang dipelajari.
“Simulasi menjadi bagian penting agar setiap relawan terbiasa menghadapi kondisi nyata. Sehingga ketika turun di lapangan, mereka tidak canggung,” jelasnya.
Baca juga, Sejarah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Menurut Ustadz Adi Hidayat
Kegiatan “Skill Up” ini tidak hanya berfokus pada kemampuan teknis perorangan. Lebih jauh, program ini juga menekankan pentingnya koordinasi dengan berbagai pihak. Hal ini sejalan dengan prinsip MDMC bahwa penanganan bencana memerlukan kerja sama multipihak.
“Relawan perlu menguasai cara berkoordinasi dengan lembaga lain, baik pemerintah maupun organisasi masyarakat. Tanpa koordinasi, penanganan bencana tidak bisa maksimal,” tutur Kurnedi dalam penyampaiannya.
Kerja sama antara MDMC Kaliwiro dan MDMC Daerah Wonosobo menjadi wujud nyata dari kolaborasi tersebut. Melalui sinergi ini, diharapkan kemampuan relawan semakin meningkat, sekaligus memperkuat jaringan penanggulangan bencana di wilayah Wonosobo.
MDMC menegaskan bahwa peningkatan kapasitas relawan akan terus dilakukan secara berkelanjutan. Syarif mengungkapkan, pihaknya telah menyiapkan agenda lanjutan yang akan melibatkan lebih banyak relawan dan cakupan materi yang lebih luas.
“Kami tidak ingin berhenti di satu atau dua kegiatan saja. Peningkatan kapasitas harus dilakukan secara berkesinambungan agar setiap relawan benar-benar siap menghadapi tantangan di masa depan,” katanya.
Para peserta pun menyambut positif kegiatan ini. Mereka merasa mendapatkan bekal yang bermanfaat untuk menunjang tugas kemanusiaan. Beberapa di antaranya menyampaikan bahwa pengalaman langsung dalam simulasi membuat mereka lebih percaya diri ketika harus terjun membantu masyarakat terdampak bencana.
Dengan adanya pelatihan ini, MDMC berharap lahir relawan-relawan tangguh yang mampu memberikan kontribusi nyata di lapangan. Relawan tidak hanya dituntut hadir saat bencana terjadi, tetapi juga berperan aktif dalam tahap mitigasi dan rehabilitasi.
“Relawan adalah garda terdepan dalam penanganan bencana. Mereka harus siap di segala kondisi dan memiliki kapasitas yang memadai,” ujar Kurnedi menekankan kembali.
Kontributor : Rudi
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha