
Tapanuli Selatan – Bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Tapanuli Selatan pada akhir November lalu meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat. Musibah tersebut menerjang sedikitnya 13 kecamatan dan menimbulkan dampak yang luas. Berdasarkan data yang dihimpun, banjir bandang itu merenggut nyawa 85 orang serta memaksa sedikitnya 7.248 jiwa meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Di tengah kondisi darurat tersebut, Lembaga Resiliensi Bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (LRB-MDMC) PWM Jawa Tengah bergerak cepat mengirimkan relawan ke lokasi terdampak. Sejak Jumat, 5 Desember, para relawan telah berada di kawasan Batang Toru untuk memberikan layanan kemanusiaan kepada para penyintas banjir dan longsor.
Selama hampir sepekan bertugas di lapangan, MDMC Jawa Tengah tercatat telah melayani ribuan warga terdampak. Berbagai bentuk layanan diberikan untuk menjawab kebutuhan mendesak masyarakat, mulai dari layanan kesehatan, distribusi logistik, layanan dukungan psikososial, pemenuhan kebutuhan air bersih dan sanitasi atau WASH, penyediaan shelter, hingga sejumlah layanan pendukung lainnya. Seluruh layanan tersebut diarahkan untuk membantu warga bertahan dan memulihkan kondisi pascabencana.
Kapusdatin MDMC Jawa Tengah, Muhammad Taufiq Ulinuha, menjelaskan bahwa keterlibatan MDMC Jawa Tengah merupakan bagian dari penugasan resmi. Ia menyampaikan bahwa MDMC PP Muhammadiyah menugaskan MDMC Jawa Tengah selama satu bulan penuh untuk memperkuat layanan Muhammadiyah di Tapanuli Selatan dalam penanganan darurat bencana banjir dan longsor.
Baca juga, Wujudkan Kemanusiaan Universal, MDMC Jateng Berikan Layanan untuk Penyintas di Gereja HKBP Wek II Batang Toru
“MDMC Jawa Tengah mendapat mandat selama satu bulan untuk mendukung layanan Muhammadiyah Tapanuli Selatan dalam fase tanggap darurat bencana banjir dan longsor,” ujar Muhammad Taufiq Ulinuha.
Ia menambahkan, sebagai pusat koordinasi lapangan, Muhammadiyah mendirikan Pos Koordinasi atau Poskor di MDA Batu Hula, Kecamatan Batang Toru. Lokasi tersebut dipilih karena strategis dan dekat dengan titik-titik pengungsian warga terdampak. Selain menjadi Poskor, MDA Batu Hula juga difungsikan sebagai tempat pendampingan bagi para pengungsi.

Para pengungsi menempati Pos Pelayanan atau Posyan Kiai Syudja’ yang berada di ruang-ruang kelas MDA Batu Hula. Di lokasi ini, relawan MDMC Jawa Tengah bersama unsur Muhammadiyah setempat melakukan pendampingan intensif, khususnya kepada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan perempuan. Pendampingan tersebut mencakup layanan psikososial untuk membantu mengurangi trauma akibat bencana.
Respons kemanusiaan MDMC Jawa Tengah tidak berjalan sendiri. Upaya di lapangan mendapat dukungan penuh dari Lazismu Jawa Tengah yang berperan dalam penghimpunan dan penyaluran dana kemanusiaan. Hingga saat ini, Lazismu Jawa Tengah telah berhasil menghimpun donasi sebesar Rp5.643.011.214 dari masyarakat.
Dana yang terkumpul tersebut telah disalurkan secara bertahap untuk mendukung berbagai kebutuhan penanganan darurat. Penyaluran dilakukan sesuai dengan prioritas kebutuhan di lapangan, termasuk untuk layanan kesehatan, logistik pangan, kebutuhan air bersih, serta dukungan bagi pengungsi yang masih bertahan di pos-pos pengungsian.
Kehadiran relawan MDMC Jawa Tengah selama sepekan di Batang Toru menjadi bukti komitmen Muhammadiyah dalam merespons bencana secara cepat dan terorganisasi. Melalui sinergi antara MDMC dan Lazismu, layanan kemanusiaan terus diupayakan agar para penyintas banjir bandang Tapanuli Selatan dapat melewati masa sulit ini dengan dukungan yang memadai, sembari menunggu proses pemulihan pascabencana berjalan secara bertahap.
