SAR Muhammadiyah Jateng bersama SAR Gabungan Temukan Pendaki yang Hilang di Merbabu

PWMJATENG.COM, Boyolali – Tim SAR Muhammadiyah Jawa Tengah bersama SAR gabungan akhirnya menemukan Sugeng, pendaki yang dilaporkan hilang di Gunung Merbabu. Tragisnya, Sugeng ditemukan dalam kondisi meninggal dunia pada Kamis, 24 April 2025, setelah dilakukan operasi pencarian intensif.

Kronologi bermula pada Jumat, 18 April 2025. Sugeng mendaki Gunung Merbabu bersama dua orang temannya dari basecamp Timboa untuk melakukan perawatan situs. Sebelum mencapai Pos 3, Sugeng berpisah dari salah satu temannya, Shomad, dan memilih menyusul enam temannya lain yang sudah mendirikan tenda di Pos 5.

Sekitar pukul 22.00 WIB, Sugeng tiba di Pos 5 dan dibantu oleh temannya, Soni, untuk mendirikan tenda. Usai berbincang santai bersama empat teman lain yang belum tidur, mereka pun beristirahat.

Keesokan harinya, Sabtu, 19 April 2025, sekitar pukul 04.00 WIB, Soni menyadari sesuatu yang janggal. Ia mendapati tenda Sugeng sudah tidak ada di lokasi. Hanya tersisa sebuah mantel hijau dan sepasang sepatu milik Sugeng.

Soni kemudian bertemu kembali dengan Shomad yang baru tiba di Pos 5 sekitar pukul 11.30 WIB. Ia meminta Shomad untuk mengecek keberadaan Sugeng di Puncak Syarif. Namun, setelah pengecekan dilakukan, hasilnya nihil. Shomad melapor kepada Soni pada pukul 12.30 WIB bahwa Sugeng tidak ditemukan di puncak.

Sekitar pukul 15.00 WIB, rombongan pendaki memutuskan turun ke basecamp. Harapan mereka, Sugeng sudah lebih dulu kembali ke bawah.

Baca juga, Jadi Metodologi Dakwah Muhammadiyah, Berikut Tiga Fase Perkembangan Manhaj Tarjih!

Namun, pada Minggu, 20 April 2025, keluarga Sugeng mulai cemas. Istrinya, Rima, melaporkan ke BPBD Kabupaten Temanggung karena Sugeng tak kunjung pulang ke rumah, padahal ia sempat berjanji akan tiba sebelum waktu Maghrib.

Merespons laporan tersebut, operasi SAR pun digelar. Tim dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Temanggung dan Boyolali bersama beberapa anggota relawan lainnya dikerahkan. Beberapa di antaranya adalah Astri, Adi Candra, Rizky Ariyadin, dan Faid.

Setelah pencarian selama beberapa hari, tim SAR gabungan akhirnya menemukan Sugeng pada Kamis, 24 April 2025, pukul 17.30 WIB. Lokasi penemuan berada di koordinat 7°26’39.88″ LS dan 110°26’56.2″ BT. Saat ditemukan, Sugeng dalam kondisi meninggal dunia, terlentang, dan tergulung dalam tendanya.

Operasi SAR resmi ditutup pada Jumat, 25 April 2025, pukul 12.57 WIB. Para relawan Muhammadiyah yang ikut terlibat dalam misi pencarian kembali ke daerah masing-masing pada sore harinya, tepat pukul 18.30 WIB.

“Kami berusaha semaksimal mungkin selama operasi ini. Namun, Allah berkehendak lain,” ujar salah satu anggota MDMC Temanggung.

Kisah duka ini menjadi pengingat bahwa pendakian gunung, selain penuh tantangan, juga membutuhkan persiapan matang dan koordinasi ketat. Kejadian ini menambah daftar panjang pendaki yang harus kehilangan nyawa di jalur-jalur ekstrem pegunungan Indonesia.

Pihak keluarga Sugeng mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pencarian, baik dari relawan Muhammadiyah, SAR gabungan, maupun instansi pemerintah setempat.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *