
PWMJATENG.COM, Metro – Universitas Muhammadiyah Metro (UM Metro) menjadikan kesiapsiagaan bencana sebagai salah satu fokus utama dalam kegiatan Masa Ta’aruf Mahasiswa (Mastama) 2025. Agenda tahunan yang wajib diikuti seluruh mahasiswa baru itu digelar pada Sabtu, 30 Agustus 2025, mulai pukul 08.00 WIB di Lapangan Olahraga Kampus 1 UM Metro.
Sebanyak 1.150 mahasiswa baru dari berbagai fakultas dan daerah hadir dalam kegiatan tersebut. Mereka mengikuti materi khusus mitigasi bencana yang disampaikan oleh perwakilan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Wilayah Lampung, yaitu Rifki dan Shodiq. Acara dipandu oleh Agustin Feb selaku pembawa acara.
Menurut panitia, tema mitigasi bencana sengaja dipilih karena penting untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa sejak dini. Mahasiswa dianggap perlu memahami risiko yang mungkin terjadi akibat bencana, baik yang bersumber dari alam, non-alam, maupun akibat ulah manusia.
Dalam paparannya, Rifki menjelaskan langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengurangi risiko bencana. Ia menekankan pentingnya edukasi, penyusunan rencana evakuasi, serta pelatihan tanggap darurat.
“Mitigasi bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kita semua. Kita perlu bersama-sama mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan bencana yang bisa terjadi kapan saja,” ujar Rifki di hadapan ribuan mahasiswa.
Ia menambahkan, mahasiswa sebagai generasi muda memiliki peran vital dalam upaya membangun kesadaran kolektif. Dengan pengetahuan yang benar, mereka bisa menjadi agen perubahan di masyarakat.
Baca juga, Ibrah di Balik Tugas-Tugas Kenabian Muhammad SAW
Shodiq turut menekankan bahwa bencana bukan sekadar urusan teknis penyelamatan, tetapi juga menyangkut aspek psikologis dan sosial. Oleh karena itu, kemampuan memahami risiko bencana harus diiringi dengan keterampilan menghadapi dampak setelahnya.
Antusiasme mahasiswa terlihat jelas sepanjang acara. Mereka aktif mengikuti presentasi, simulasi, dan diskusi interaktif yang disiapkan oleh tim MDMC. Simulasi tersebut menggambarkan kondisi nyata yang mungkin dialami ketika bencana melanda.

Adam Maulana, mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer asal Rawajitu, mengaku mendapat banyak manfaat dari kegiatan ini. Menurutnya, materi mitigasi bencana membuka wawasan baru yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari.
“Sebagai mahasiswa, kita harus peka terhadap lingkungan sekitar. Materi ini sangat bermanfaat, terutama untuk memahami cara melindungi diri dan orang lain saat bencana terjadi. Setelah mengikuti acara ini, saya merasa lebih siap dan memiliki pengetahuan yang lebih luas,” tutur Adam.
Panitia menilai bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal yang baik dalam membangun budaya sadar bencana di kalangan mahasiswa. Dengan cara ini, UM Metro berusaha melahirkan generasi yang lebih tangguh menghadapi tantangan lingkungan.
Selain teori dan praktik, kegiatan ini juga diwarnai dengan sesi diskusi yang mendorong mahasiswa menyampaikan pandangan. Diskusi itu memberikan ruang bagi peserta untuk bertukar pengalaman sekaligus mengasah kepedulian sosial mereka.
UM Metro dan MDMC Lampung berkomitmen melanjutkan kerja sama ini di masa mendatang. Keduanya sepakat bahwa edukasi mitigasi bencana harus terus menjadi bagian dari agenda Mastama tiap tahun.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha