Muhammadiyah Kerahkan Gelombang Relawan ke Sumatera: Respons Darurat Bencana Diperkuat Hingga Awal Tahun

Jakarta – Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) kembali mengirim relawan ke wilayah terdampak banjir di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Penguatan respons darurat ini ditandai dengan pelepasan resmi relawan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Jumat, 5 Desember 2025. Pelepasan tersebut menjadi langkah lanjutan Muhammadiyah dalam mengoptimalkan penanganan dampak banjir yang semakin meluas.

Hadir dalam pelepasan relawan, Sekretaris PP Muhammadiyah M Izzul Muslimin didampingi Wakil Sekretaris LRB PP Muhammadiyah Abdoel Malik Rizal.

Dalam sambutannya Izzul menyampaikan ucapan terima kasih kepada segenap relawan yang telah ikhlas sepenuh hati untuk menolong masyarakat terdampak bencana.

“Alhamdulillah, hari ini kita kembali melepas para relawan Muhammadiyah untuk menguatkan respons darurat bencana di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Keberangkatan ini menunjukkan bahwa semangat kemanusiaan di tubuh Muhammadiyah terus hidup dan bergerak. Kita ingin memastikan bahwa saudara-saudara kita yang sedang menghadapi musibah mendapat dukungan terbaik dari persyarikatan,” ujar Izzul.

Ia menegaskan bahwa relawan yang diberangkatkan bukan hanya membawa tenaga, tetapi juga membawa pesan kepedulian dan kehadiran Muhammadiyah di tengah masyarakat. “Kehadiran para relawan tidak sekadar menjalankan tugas teknis, tetapi juga menghadirkan keteduhan, harapan, dan layanan yang humanis. Inilah karakter respon Muhammadiyah: cepat, tepat, dan penuh empati,” katanya.

Baca juga, Banjir Bandang dan Longsor Terjang Sumatera: Ribuan Warga Mengungsi, Korban Meinggal Dunia Bertambah

Dari Yogyakarta, PWM DIY melepas 29 relawan yang ditugaskan khusus membantu Penanganan Darurat Bencana (PDB) di Aceh. Para relawan berasal dari beberapa klaster layanan. Lima orang berasal dari tim kesehatan Rumah Sakit Muhammadiyah se-DIY, sepuluh orang dari tim logistik, sepuluh dari tim psikososial, dua dari tim data dan informasi, serta dua dari tim manajemen posko. “Para relawan akan bertugas selama satu bulan penuh,” ujar salah satu koordinator pemberangkatan. Mereka ditugaskan mulai 5 Desember 2025 hingga 5 Januari 2026 dan ditempatkan di Kabupaten Gayo Lues.

Menurut informasi dari MDMC DIY, pos pelayanan yang dibuka akan menyediakan enam jenis layanan. Layanan tersebut mencakup kesehatan, penyediaan makanan dan kebutuhan nonmakanan, suplai air bersih, hunian darurat, pendampingan psikososial, serta pendidikan darurat. Setiap tim membawa perlengkapan pendukung seperti obat-obatan, perangkat psikososial, peralatan kelistrikan, hingga kebutuhan kesekretariatan yang dibutuhkan selama masa tugas.

Dari Jawa Tengah, sebanyak 28 relawan juga diberangkatkan menuju Sumatera Utara. Roster pertama ini dikoordinasikan oleh MDMC PWM Jawa Tengah dan dilepas dalam dua gelombang. Rombongan darat berangkat pada Kamis malam, 4 Desember 2025, sedangkan rombongan udara berangkat pada Jumat pagi, 5 Desember 2025.

Tim dari Jawa Tengah mencakup berbagai klaster: manajemen posko, data dan informasi, logistik, SAR, psikososial, serta tim medis yang tergabung dalam Emergency Medical Team (EMT). Komposisi ini disusun untuk memastikan semua aspek penanganan darurat berjalan terpadu, terutama di wilayah yang mengalami kerusakan parah akibat banjir.

Selain dua wilayah tersebut, relawan dari MDMC Jawa Barat dan MDMC Jawa Timur juga berangkat ke Sumatera Utara dan Aceh. Para relawan dari kedua provinsi itu akan memperkuat tim yang sudah lebih dulu berada di lokasi terdampak.

Dalam rencana nasionalnya, MDMC menargetkan pendirian pos pelayanan berbasis tempat pengungsian di tingkat desa atau kecamatan. Selain itu, posko utama akan dibangun di tingkat wilayah sebagai pusat koordinasi untuk mendukung posko daerah. Seluruh pos pelayanan ditargetkan dapat beroperasi penuh pada pertengahan Desember 2025. Dalam pelaksanaannya, MDMC juga melibatkan kampus, ortom, dan unit-unit di lingkungan persyarikatan guna memperkuat sumber daya lokal.

MDMC menambahkan bahwa sistem pendukung respons akan terus diperkuat melalui asesmen berkelanjutan. Asesmen dilakukan menggunakan data pilah jiwa dan kepala keluarga, laporan situasi harian, pengelolaan data dan informasi, serta penyusunan infografis. Selain itu, sistem umpan balik masyarakat dan mekanisme pengaduan disiapkan untuk memastikan setiap kebutuhan warga terdampak dapat tertangani.

Kebutuhan aktivasi pos pelayanan yang mencakup pelatihan relawan lokal, penyediaan peralatan, hingga pemenuhan logistik untuk relawan akan dikoordinasikan secara berkala bersama Lazismu. Kolaborasi ini diharapkan mempercepat pelayanan dan memastikan warga terdampak banjir mendapatkan bantuan yang tepat sesuai kebutuhan di lapangan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *