LRB-MDMC PWM Jateng Dilibatkan dalam Rencana Penanggulangan Bencana Teknologi di Jateng

PWMJATENG.COM, Semarang – Lembaga Resiliensi Bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (LRB-MDMC) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah kembali menunjukkan kiprahnya dalam isu-isu strategis kebencanaan. Kali ini, LRB-MDMC PWM Jawa Tengah turut serta dalam Focus Group Discussion (FGD) penyusunan Rencana Kontinjensi (Renkon) Bencana akibat Kegagalan Teknologi yang diselenggarakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah pada Selasa, 15 Juli 2025.

Kegiatan yang dilangsungkan di Semarang ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), instansi teknis, serta perwakilan dari sektor swasta. Acara dibuka langsung oleh Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Jawa Tengah, Bergas C Penanggungan. Dalam sambutannya, Bergas menekankan pentingnya perencanaan yang matang untuk mengantisipasi potensi bencana non-alam yang diakibatkan oleh kegagalan teknologi.

“Kegagalan teknologi tidak bisa dianggap sepele. Dampaknya bisa sangat luas, mulai dari kerugian material hingga korban jiwa. Oleh karena itu, penyusunan Renkon ini harus melibatkan berbagai pihak, termasuk organisasi kebencanaan seperti MDMC,” ujarnya.

LRB-MDMC PWM Jawa Tengah diwakili oleh Ketua Bidang Data dan Informasi, Muhammad Taufiq Ulinuha. Dalam forum tersebut, ia memberikan masukan terkait pentingnya pemetaan risiko berbasis data historis serta strategi mitigasi partisipatif. Menurut Taufiq, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam menghadapi bencana akibat kegagalan teknologi.

Baca juga, Kepeloporan Hanya Soal Waktu dan Pembuktian

“MDMC memiliki pengalaman dalam penanganan berbagai jenis bencana, baik alam maupun non-alam. Namun, bencana akibat kegagalan teknologi memiliki karakteristik khusus yang memerlukan pendekatan berbeda. Kami menyambut baik keterlibatan ini sebagai bagian dari kontribusi Muhammadiyah dalam sistem kebencanaan nasional,” ujar Taufiq.

FGD ini juga menghadirkan narasumber dari PT Pertamina Patra Niaga dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah. Keduanya memaparkan potensi risiko yang dapat timbul akibat kelalaian teknis dalam industri dan pentingnya pengawasan ketat terhadap limbah berbahaya. Materi yang disampaikan mencakup simulasi kebocoran bahan kimia dan langkah-langkah penanganannya.

Selain itu, para peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk menyusun skenario kegagalan teknologi di wilayah Jawa Tengah. Diskusi berlangsung aktif, dengan berbagai skenario diajukan, mulai dari ledakan pabrik, gangguan sistem jaringan energi, hingga pencemaran limbah berbahaya.

Dalam sesi penutup, BPBD menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif seluruh peserta. Bergas menyatakan bahwa hasil FGD ini akan menjadi bahan utama dalam penyusunan dokumen Renkon Provinsi. Dokumen ini akan menjadi panduan resmi dalam menghadapi situasi darurat akibat kegagalan teknologi.

“Kami akan melanjutkan forum ini dengan simulasi dan pelatihan lintas sektor. Semangat kolaboratif hari ini sangat kami harapkan terus berlanjut ke tahap implementasi,” kata Bergas.

Kontributor : Afifatul Khoirunisa

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *