
PWMJATENG.COM, Banjarmasin – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) terus memperkuat kapasitas pengurangan risiko bencana di dunia pendidikan. Memasuki hari ketiga Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Organisasi MDMC dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) berbasis Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), peserta kembali mendapat materi intensif di Swiss-Belhotel Borneo, Banjarmasin, Jumat (26/9).
Agenda hari ketiga difokuskan pada penerapan teknis SPAB di sekolah. Materi dimulai dari kajian risiko bencana hingga penyusunan rencana aksi untuk menciptakan sekolah tangguh bencana.
Wakil Sekretaris MDMC PP Muhammadiyah, Budi Santoso, menjadi pemateri awal. Ia menekankan pentingnya pembentukan Tim Siaga Bencana Sekolah (TSBS) yang melibatkan berbagai elemen, mulai dari guru, tenaga kependidikan, siswa, hingga warga sekitar sekolah.
“Penting melibatkan warga sekitar sekolah karena mereka siap dengan cepat membantu penanggulangan bencana,” jelas Budi saat memberikan paparan.
Ia menambahkan bahwa anggota TSBS harus dipilih berdasarkan komitmen serta kemampuan dalam menjalankan tugas. Melalui diskusi, peserta diajak menganalisis potensi ancaman bencana di sekolah sekaligus menyusun strategi penanganan yang tepat.
Baca juga, Menolong Allah, Menolong Sesama: Memahami Surah Muhammad Ayat 7 dengan Hati dan Nurani
Materi berikutnya disampaikan oleh Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Naibul Umam. Ia menguraikan pentingnya penyusunan Rencana Aksi Komunitas Satuan Pendidikan, yaitu rencana kegiatan berbentuk tabel yang dapat dijadikan pedoman semua pihak terkait dalam mengelola risiko bencana.
“Rencana aksi yang berkaitan dengan SPAB bisa berupa pembentukan tim siaga bencana hingga penguatan struktur bangunan sekolah,” ungkap Naibul.

Peserta diminta menyusun rencana aksi sesuai kondisi sekolah masing-masing. Langkah tersebut mencakup pra bencana, saat terdapat potensi bencana, tanggap darurat, hingga pasca bencana. Selain itu, mereka juga diarahkan untuk membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) bersama TSBS serta menyiapkan skenario simulasi penanggulangan bencana.
Melalui kegiatan ini, peserta tidak hanya mendapatkan wawasan, tetapi juga keterampilan praktis untuk diterapkan di sekolah. Materi yang diberikan diharapkan mampu memperkuat kesiapsiagaan warga sekolah dalam menghadapi berbagai ancaman bencana.
Budi Santoso menegaskan, kolaborasi antara MDMC dengan satuan pendidikan menjadi kunci dalam mewujudkan sekolah yang aman bencana. “Dengan rangkaian kegiatan ini, diharapkan kolaborasi MDMC dan satuan pendidikan berjalan baik, sehingga terwujud SPAB di Kalbar, Kalsel, Kalteng, Kaltim, dan Kaltara. Peserta juga mengikuti dengan antusias, terbukti dari hasil pembahasan, diskusi, dan kesepakatan SPAB,” ujarnya.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha