Hujan Deras Picu Longsor Hebat di Majenang, MDMC Kerahkan Relawan untuk Cari 21 Survivor

MDMC | Cilacap – Hujan lebat yang turun sejak Kamis (13/11) sore sekitar pukul 15.00 WIB memicu tanah longsor di beberapa titik wilayah Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap. Salah satu lokasi dengan dampak paling berat berada di Dusun Cibuyut, Desa Cibeunying, tempat deretan rumah warga tersapu material longsoran.

Laporan awal dari MDMC Majenang menyebutkan bahwa delapan rumah tertimbun dan enam belas rumah berada dalam kondisi terancam. Peristiwa itu juga menelan korban jiwa. Dua warga, yaitu Julia (20 tahun) dan Maya, dilaporkan meninggal dunia. Selain itu, dua orang mengalami luka ringan dan segera mendapat perawatan. Hingga Kamis malam, tim gabungan masih mencari 21 warga yang belum ditemukan setelah longsor menerjang permukiman tersebut.

Ketua Tanggap Darurat MDMC Kabupaten Cilacap, Anif, menuturkan bahwa laporan pertama segera ditindaklanjuti. Ia mengatakan bahwa tim MDMC langsung berkoordinasi dengan sejumlah pihak di Majenang untuk memastikan respons cepat dapat dilakukan tanpa hambatan. “Teman-teman MDMC Majenang sudah berada di lokasi sejak sore hari untuk melakukan kaji cepat dan membantu proses evakuasi,” ujar Anif. Ia menjelaskan bahwa tim kabupaten bersiap mengirim personel tambahan dan perlengkapan jika kondisi lapangan membutuhkan dukungan lebih besar.

Ia juga menambahkan bahwa koordinasi antarinstansi berjalan intens sejak laporan diterima. Menurutnya, semua unsur penanganan bencana berupaya mempercepat asesmen dan evakuasi mengingat ancaman longsor susulan masih terbuka. Curah hujan di Majenang dan wilayah sekitarnya tercatat tinggi dalam beberapa hari terakhir, sehingga tim gabungan bekerja dengan kewaspadaan penuh.

Baca juga, Cerdas tapi Perlu Batas: Memilah Fungsi AI dalam Pencarian Referensi Agama

Dalam tahap tanggap darurat tersebut, MDMC bersama unsur terkait menyiapkan sejumlah peralatan utama di lapangan. Beberapa alat yang disiagakan antara lain peralatan berat, alat pertolongan, lampu penerangan, pompa air, serta logistik permakanan. Seluruh perangkat itu ditempatkan di titik-titik yang dianggap strategis agar mobilisasi bantuan tidak terhambat saat operasi pencarian dan evakuasi dilakukan.

Beragam instansi turut mengambil peran dalam penanganan bencana ini. Unsur yang terlibat meliputi MDMC, BPBD Kabupaten Cilacap, Basarnas, BBWS Citanduy, TNI dan Polri, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, UPT PUPR Majenang, unsur Forkopimcam, perangkat desa, serta para relawan dan warga sekitar. Kehadiran banyak pihak itu membantu mempercepat proses penanganan yang saat ini masih berlangsung.

Peringatan kepada masyarakat juga disampaikan MDMC Cilacap. Warga yang tinggal di kawasan rawan diminta tetap waspada terhadap potensi longsor lanjutan. Kondisi tanah di sejumlah titik disebut masih labil akibat intensitas hujan yang belum menunjukkan tanda menurun. Anif menyatakan bahwa imbauan tersebut dibuat untuk mengurangi risiko jatuhnya korban tambahan jika hujan deras kembali mengguyur Majenang.

“Kami terus berkoordinasi dan memantau perkembangan situasi di Majenang,” kata Anif. Ia berharap seluruh tim di lokasi diberi kekuatan selama menjalankan tugas kemanusiaan dan situasi dapat segera terkendali. Ia menutup pernyataannya dengan ajakan kepada warga untuk segera menghubungi petugas apabila melihat tanda-tanda longsor baru atau pergerakan tanah di lingkungan tempat tinggal.

Operasi pencarian delapan warga yang belum ditemukan terus berlangsung hingga malam hari. Tim gabungan bekerja menggunakan penerangan tambahan karena lokasi longsor cukup gelap dan akses jalan masih dipenuhi material. Situasi di Majenang dipantau secara berkala oleh sejumlah instansi agar langkah penanganan dapat menyesuaikan perubahan di lapangan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *