
PWMJATENG.COM, Batang – MI Muhammadiyah (MIM) Kranggan kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap keselamatan warga sekolah dengan menggelar simulasi mitigasi gempa bumi yang berlangsung edukatif dan sukses, Sabtu (19/7). Kegiatan ini dilaksanakan melalui kerja sama dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Batang.
Simulasi tersebut bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan seluruh warga sekolah, terutama siswa dan guru, dalam menghadapi situasi darurat gempa. Dalam kegiatan ini, para guru berperan sebagai garda terdepan yang memimpin proses evakuasi sejak sirine peringatan dibunyikan.
Sejak tahap awal, para guru langsung memandu siswa melakukan prosedur penyelamatan diri sesuai panduan. Mereka memastikan siswa melakukan perlindungan awal yang tepat di kelas, lalu secara teratur dan cepat memandu ke titik kumpul yang telah ditentukan.
“Pada hari ini, guru menjadi garda terdepan dalam evakuasi saat simulasi gempa. Kami dari MDMC membantu memberikan sosialisasi kebencanaan serta memantau jalannya kegiatan,” kata Ketua MDMC Kabupaten Batang, Muh Edy Supriyanto.
Berbeda dari kegiatan mitigasi sebelumnya, simulasi kali ini menekankan keterlibatan langsung guru dalam proses tanggap darurat. Ini menjadi pembeda penting sekaligus penguat karakter kesiapsiagaan yang dibangun di lingkungan MI Muhammadiyah Kranggan.
Baca juga, Milad ke-64 IPM: Karya Pelajar untuk Indonesia Raya
Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari KOKAM dan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Muhammadiyah. KOKAM berperan dalam pengawasan lalu lintas dan memastikan akses evakuasi berjalan lancar. Sementara LLHPB berkontribusi dalam penyusunan strategi adaptasi kebencanaan yang sesuai dengan lingkungan sekolah.
Kepala MI Muhammadiyah Kranggan, Mahtur, mengaku sangat antusias atas pelaksanaan simulasi tersebut. Ia mengapresiasi keterlibatan MDMC dan relawan yang turut mendampingi proses mitigasi gempa.
“Kami sangat senang karena tim MDMC dan para relawan membantu kami memahami cara mitigasi bencana, khususnya gempa bumi. Ini membuat kami lebih mengerti langkah-langkah evakuasi karena kami dilibatkan langsung,” ujar Mahtur.
Simulasi tersebut tidak hanya menjadi rutinitas latihan semata. Lebih dari itu, kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen sekolah dalam membangun budaya aman dan siaga bencana. MI Muhammadiyah Kranggan menempatkan keselamatan sebagai prioritas, menjadikan pelatihan ini bagian dari pembiasaan yang berdampak jangka panjang.
Pihak sekolah juga berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya agar menjadikan edukasi kebencanaan sebagai bagian integral dari sistem pendidikan. Dengan keterlibatan seluruh elemen sekolah—guru, siswa, dan relawan—upaya mitigasi menjadi lebih efektif dan membentuk karakter tangguh sejak dini.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha