
MDMC | Wonosobo – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Wonosobo memberikan apresiasi kepada Relawan Muhammadiyah yang tergabung dalam Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah, yang pada akhir Oktober dinyatakan resmi terverifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pengakuan internasional itu dianggap sebagai capaian besar bagi pelayanan kemanusiaan Muhammadiyah, termasuk bagi tenaga medis dari Wonosobo yang turut terlibat di dalamnya.
Momentum penghargaan itu berlangsung pada apel Milad ke-113 Muhammadiyah yang digelar di halaman SMA Muhammadiyah Wonosobo, Ahad (16/11). Suasana pagi itu terasa hangat meski udara Wonosobo cukup sejuk. Barisan pelajar, kader, dan simpatisan Muhammadiyah memenuhi lapangan sekolah yang menjadi lokasi acara. Apel tahun ini tidak hanya menjadi ajang refleksi perjalanan organisasi, tetapi juga bentuk penghormatan kepada para relawan yang bekerja dalam misi kemanusiaan.
Ketua PDM Wonosobo, Bambang WEN, bertindak sebagai pemimpin apel. Dalam amanatnya, ia menyampaikan bahwa pengakuan WHO terhadap EMT Muhammadiyah merupakan bukti bahwa kemampuan organisasi dalam menangani bencana dan krisis kesehatan telah mencapai standar global. “Ini pencapaian yang sangat membanggakan. Kita mengapresiasi seluruh relawan yang telah bekerja penuh dedikasi. Termasuk tenaga medis dari Wonosobo yang terlibat langsung,” ujarnya di hadapan peserta apel.
Salah satu bentuk apresiasi itu diwujudkan dengan penyerahan sertifikat kepada Muharrom Hijrie Nurpatikana, dokter spesialis bedah RS PKU Muhammadiyah Wonosobo yang menjadi salah satu personel EMT Muhammadiyah. Penyerahan dilakukan langsung oleh Bambang di tengah apel. Momen itu disambut tepuk tangan peserta yang hadir. Banyak dari mereka merasa bangga karena Wonosobo turut berkontribusi dalam tim medis Muhammadiyah yang kini memiliki pengakuan internasional.
Bambang menambahkan bahwa peran para relawan kesehatan Muhammadiyah, termasuk EMT, telah terbukti dalam berbagai misi penanganan bencana. Ia menyebutkan bahwa kemampuan mereka bukan hanya soal keterampilan medis, tetapi juga kekuatan mental, solidaritas, dan etos kerja. “Kita ingin masyarakat Wonosobo mengetahui bahwa ada putra daerah yang ikut menjaga nama baik Muhammadiyah melalui kerja kemanusiaan tingkat internasional,” tuturnya.
