Dua Pekan Terisolasi, EMT Muhammadiyah Akhirnya Tembus Dusun Benteng dan Layani Puluhan Warga

Tapanuli Selatan – Bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, pada 25 November 2025, meninggalkan dampak serius bagi warga di sejumlah wilayah terpencil. Akses jalan yang terputus membuat distribusi bantuan, terutama layanan kesehatan, mengalami kendala. Salah satu wilayah yang paling sulit dijangkau adalah Dusun Benteng, Desa Pulo Lubang, yang selama hampir dua pekan belum tersentuh tim medis.

Kondisi tersebut mendorong Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah Jawa Tengah untuk melakukan penyisiran ke daerah-daerah terdampak yang belum terlayani. Sejak awal masa tanggap darurat, tim ini telah menjalin koordinasi dengan Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan serta Puskesmas Batang Toru guna memastikan layanan kesehatan menjangkau penyintas di lokasi-lokasi sulit akses.

Upaya itu akhirnya membuahkan hasil. EMT Muhammadiyah Jawa Tengah berhasil menembus Dusun Benteng setelah melalui medan yang tidak mudah. Perjalanan menuju dusun tersebut memerlukan kehati-hatian tinggi karena kondisi jalan yang rusak parah akibat longsor dan sisa material banjir bandang. Meski demikian, tim tetap bergerak agar warga segera memperoleh layanan kesehatan dasar.

EMT Muhammadiyah Jawa Tengah yang diterjunkan berjumlah lima orang. Tim tersebut terdiri atas Rendra Perwira Aditama sebagai dokter dari RS PKU Muhammadiyah Delanggu. Dua perawat, Kirnawan Fadholi dan Dian Firmansyah, berasal dari RS PKU Muhammadiyah Temanggung dan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan. Sementara itu, peran apoteker diemban oleh Nur Adi Wibowo dari RS PKU Muhammadiyah Gombong. Selama bertugas di lapangan, mereka bekerja bersama relawan Muhammadiyah setempat.

Koordinasi dengan relawan lokal menjadi kunci penting dalam menembus wilayah terisolasi. Para relawan membantu menunjukkan jalur yang masih memungkinkan dilalui sekaligus menjembatani komunikasi dengan warga. Dengan dukungan tersebut, EMT Muhammadiyah dapat membuka layanan kesehatan darurat di Dusun Benteng.

Baca juga, Laporan Respons Banjir Tapanuli Selatan

Setibanya di lokasi, kehadiran tim medis langsung disambut antusias masyarakat. Selama sekitar dua pekan pascabencana, warga mengaku belum mendapatkan pelayanan kesehatan. Sejumlah penyintas mengalami keluhan kesehatan ringan hingga sedang, mulai dari gangguan pernapasan, penyakit kulit, hingga kelelahan akibat kondisi lingkungan yang belum pulih.

“Warga sudah lama menunggu layanan kesehatan karena akses keluar masuk dusun sangat terbatas,” ungkap salah satu anggota tim EMT Muhammadiyah saat ditemui di lokasi. Ia menjelaskan bahwa pelayanan difokuskan pada pemeriksaan kesehatan umum, pemberian obat-obatan, serta edukasi singkat terkait kebersihan dan pencegahan penyakit pascabencana.

Dalam kegiatan tersebut, tercatat sebanyak 66 jiwa terdampak yang mendapatkan layanan kesehatan dari EMT Muhammadiyah di Dusun Benteng. Tim memastikan setiap pasien memperoleh pemeriksaan sesuai kebutuhan dan obat yang diperlukan. Selain itu, tim juga memberikan perhatian khusus kepada kelompok rentan, seperti anak-anak dan lansia.

Menurut keterangan tim, kehadiran EMT Muhammadiyah di wilayah terpencil ini merupakan bagian dari komitmen persyarikatan dalam pelayanan kemanusiaan. Sinergi dengan pemerintah daerah dan fasilitas kesehatan setempat terus dilakukan agar penanganan pascabencana berjalan optimal dan berkelanjutan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *