
Tapanuli Selatan – Relawan Muhammadiyah Jawa Tengah menjalin koordinasi intensif dengan Kepala Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan pada Sabtu (7/12). Pertemuan itu berlangsung di salah satu titik posko yang menjadi pusat aktivitas Tim MDMC di wilayah terdampak. Suasana diskusi tampak serius namun tetap cair, menggambarkan komitmen bersama dalam memperkuat respons kesehatan bagi warga yang membutuhkan.
Kepala Dinas Kesehatan, Sri Khairunnisa, mendatangi posko tersebut untuk memastikan alur layanan berjalan sesuai standar yang dibutuhkan di situasi darurat. “Kita harus mempercepat langkah dan menyamakan pola kerja agar pelayanan kesehatan dapat diterima masyarakat tanpa hambatan,” ujarnya saat berbicara di hadapan para relawan. Penyampaian itu menjadi pengingat bagi seluruh tim agar fokus pada langkah-langkah teknis yang harus segera diterapkan.
Dalam pertemuan tersebut, Sri Khairunnisa menjelaskan sejumlah arahan strategis. Secara tidak langsung ia menegaskan pentingnya penguatan respons medis, mulai dari pelayanan kesehatan dasar hingga sistem rujukan. Ia juga menitikberatkan kebutuhan logistik medis yang harus dijaga agar tidak terjadi kekosongan di lapangan. Para relawan MDMC mengikuti pemaparan itu dengan cermat. Mereka menuliskan poin-poin penting sebagai pegangan dalam pelaksanaan tugas di titik terdampak.
Baca juga, Banjir Bandang dan Longsor Terjang Sumatera: Ribuan Warga Mengungsi, Korban Meinggal Dunia Bertambah
Beberapa tenaga kesehatan menyebut bahwa koordinasi semacam ini sangat membantu mereka dalam menata alur kerja. Mereka menyadari bahwa pelayanan cepat dan tepat hanya dapat diwujudkan jika seluruh unsur bergerak pada jalur koordinasi yang sama. Mereka menyimak catatan mengenai mekanisme layanan dasar, alur rujukan pasien, dan kebutuhan obat-obatan yang harus dipenuhi di posko.

Para relawan memahami pentingnya keseragaman langkah tersebut. Mereka merespons dengan menyampaikan situasi terkini di lapangan, termasuk tantangan teknis yang mereka hadapi. Tim MDMC menjelaskan bagaimana alur mobilisasi relawan, kebutuhan tenaga tambahan, serta kondisi logistik yang tersedia. Diskusi berlangsung dua arah dan menghasilkan kesepahaman untuk memperkuat kinerja bersama.
Sinergi antara relawan Muhammadiyah Jateng dan Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan pada pertemuan itu menjadi langkah penting dalam memastikan standar layanan kesehatan terpenuhi. Koordinasi yang rapi mendorong percepatan respon dan memperkecil potensi hambatan selama proses pelayanan. Dengan komunikasi yang solid, seluruh pihak berharap masyarakat terdampak dapat segera memperoleh layanan kesehatan yang memadai dan terukur.
Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah Jateng yang dikirimkan beranggotakan 5 orang, di antaranya Rendra Perwira Aditama (dokter) dari RS PKU Muhammadiyah Delanggu, Kirnawan Fadholi (perawat) dari RS PKU Muhammadiyah Temanggung, Dian Firmansyah (perawat) dari RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan, dan Nur Adi WIbowo (apoteker) dari RS PKU Muhammadiyah Gombong.
Selain itu, EMT juga membawa obat-obatan dan alat kesehatan yang merupakan dukungan beberapa RSM/A di Jawa Tengah, di antaranya RS PKU Muhammadiyah Gombong, RS PKU Muhammadiyah Pekajangan, RS PKU Muhammadiyah Temanggung, RS PKU Muhammadiyah Delanggu, RS PKI Muhammadiyah Kaliwungu, RS ‘Aisyiyah Sarkies Kudus, dan RS RS ‘Aisyiyah Kudus.
