
PWMJATENG.COM, Surakarta – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) kembali menggelar Latihan Gabungan (Latgab) Relawan 2025 untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana nasional. Acara ini berlangsung selama dua hari, Sabtu-Ahad, 31 Mei hingga 1 Juni 2025, di bantaran Sungai Sowijayan, Kampung Sewu, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.
Latgab tersebut diikuti oleh 55 peserta dari berbagai unsur organisasi otonom Muhammadiyah. Mereka terdiri atas perwakilan Pemuda Muhammadiyah, LLHPB Nasyiatul Aisyiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ahmad Dahlan, Hizbul Wathan UMPKU Surakarta, ADA AISKA, Hizbul Wathan UMS, tim medis RS PKU Surakarta, dan elemen relawan lainnya.
Mengusung tema “Bersatu, Bersiaga, dan Tangguh: Membangun Sinergi Relawan Muhammadiyah Menuju Jamnas 2025,” kegiatan ini menekankan kolaborasi lintas lembaga dalam semangat One Muhammadiyah One Response (OMOR).
Berbagai pelatihan diberikan dalam Latgab ini. Materi mencakup mitigasi bencana, simulasi penanganan bencana, pelatihan medis darurat, manajemen logistik, layanan psikososial, dapur umum, penggunaan perahu karet, hingga teknik penyelamatan vertical rescue. Semua peserta dibekali keterampilan yang dibutuhkan dalam situasi darurat.
Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surakarta, Muhammad Dai, membuka secara resmi kegiatan ini. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan sebagai bagian dari dakwah kemanusiaan.
Baca juga, Jangan Mistifikasi Al-Qur’an: Petunjuk Hidup, Bukan Jimat atau Azimat
“Relawan Muhammadiyah harus menjadi yang terdepan dalam merespons bencana, baik di tingkat lokal maupun nasional,” katanya.
Sebagai simbol kepedulian terhadap lingkungan, pembukaan Latgab ditandai dengan penanaman bibit pohon alpukat di bantaran Sungai Bengawan Solo. Lokasi tersebut ke depan akan dikembangkan sebagai rumah bibit oleh MDMC Surakarta.
Ketua MDMC Kota Surakarta, Teguh Wahyudi, menyampaikan bahwa latihan ini merupakan bentuk penguatan internal dalam konsep OMOR. Ia menjelaskan bahwa konsep tersebut bertujuan menyatukan potensi relawan di bawah koordinasi Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) atau yang dikenal sebagai MDMC.
“Latihan ini bukan sekadar kegiatan rutin. Ini adalah langkah strategis untuk membangun kesadaran, memperkuat kapasitas, dan menciptakan sinergi antarorganisasi di lingkungan Muhammadiyah,” ujar Teguh.
Ia menambahkan bahwa hasil dari kegiatan ini akan dijadikan tolok ukur kesiapan menjelang Jambore Nasional Relawan Muhammadiyah 2025. Latgab juga dianggap sebagai ajang pemanasan sebelum menghadapi skala nasional.
Teguh menegaskan bahwa pendekatan MDMC tidak hanya menitikberatkan pada respons saat bencana terjadi, tetapi juga pada tahap mitigasi dan pemulihan.
“Kami ingin relawan Muhammadiyah siap secara fisik, mental, dan teknis. Mereka harus tangguh menghadapi berbagai skenario kebencanaan,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, sejumlah tokoh turut hadir memberikan dukungan. Mereka antara lain Lurah Kampung Sewu, perwakilan PDM Surakarta, PCM Jebres, dan PRM Sewu. Kehadiran mereka menunjukkan sinergi antara Muhammadiyah dan pemerintah lokal dalam membangun ketangguhan masyarakat.
Kontributor : Ahimza
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha