Merbabu Hijau 113: Sinergi Kader Muhammadiyah Jaga Sumber Air Tuk Suci di Selo

Boyolali – Dusun Tempel, Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Boyolali, kembali menjadi saksi pertemuan hangat antara kader Muhammadiyah Surakarta dan Boyolali. Setelah tahun lalu sukses dengan program pipanisasi, tahun ini mereka melanjutkan gerakan nyata melalui kegiatan bertajuk “Merbabu Hijau 113”. Aksi ini merupakan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang berfokus pada pelestarian lingkungan hidup dan menjadi bagian dari semarak Milad ke-113 Muhammadiyah.

Kegiatan yang mengusung tema “Ekspedisi Pelestarian Tuk Suci sebagai Sumber Air Dusun Tempel” ini diinisiasi oleh MDMC Kota Surakarta dan MDMC Boyolali dengan dukungan PCM Selo serta Lazismu Boyolali. Mereka bersama-sama melakukan penanaman pohon di daerah tangkapan air Tuk Suci sebagai upaya memperbesar debit air sekaligus mencegah bencana tanah longsor.

“Ekspedisi kali ini adalah bentuk komitmen kami dalam gerakan konservasi, sekaligus tindak lanjut dari program pipanisasi tahun lalu,” ujar Ketua MDMC Surakarta, Teguh Wahyudi. Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi kado Milad ke-113 Muhammadiyah dengan penanaman 113 bibit pohon keras. “Penanaman ini diharapkan mampu menjaga kestabilan tanah, mengurangi risiko longsor, serta meningkatkan debit air di Tuk Suci,” jelasnya.

Teguh juga mengapresiasi sinergi dari berbagai komunitas yang terlibat. “Alhamdulillah, ekspedisi ini bersinergi dengan banyak komunitas luar Muhammadiyah. Kami berterima kasih atas atensi dan keikhlasan semua pihak. Meski hujan, semua tetap semangat. Jika nanti ada tantangan di daerah lain, kami berharap semuanya siap kembali bersinergi,” katanya penuh harap.

Baca juga, Tips Jaga Kesehatan Saat Musim Penghujan Tiba: Hindari Penyakit dengan Langkah Sederhana

Dukungan tersebut datang dari berbagai unsur, mulai dari ortom Muhammadiyah, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kampus, hingga komunitas pecinta alam se-Solo Raya. Suasana hangat terasa saat mereka berbagi pengalaman dalam sesi diskusi bersama.

Perwakilan MDMC Boyolali, Kresna Setiyawan, mengungkapkan rasa terima kasih kepada seluruh peserta. “Kami sangat bersyukur menjadi tuan rumah kegiatan ini. Terima kasih kepada HW UMS, MALIMPA UMS, DSD HW Boyolali, KamaFT UMS, Paguyuban Tirto Lumintu, Granat Rescue, Kerapala, Forum Lingkar Hijau, Pendaki Indonesia Solo Raya, Komunitas Pendaki Muslim Solo Raya, Sedulur Ngaji Senenan, AdventureMu PCPM Kobeng, dan semua yang telah berpartisipasi. Semoga ini menjadi langkah baik untuk terus bersinergi menjaga lingkungan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua RT Dusun Tempel, Sunarto, turut menyampaikan apresiasinya. “Muhammadiyah telah banyak membantu warga Tempel. Kami hanya bisa berdoa agar semua ini menjadi amal kebaikan bagi para relawan,” ungkapnya.

Kegiatan tersebut juga diwarnai suasana akrab dan penuh canda. Para peserta saling bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang konservasi alam. Salah satu perwakilan dari HW UMS, Aldiansah, mengatakan bahwa medan yang mereka lalui cukup ekstrem namun memberi pengalaman berharga. “Medannya ekstrem, tapi menambah pengalaman di bidang konservasi,” ujarnya. Sementara Taufiq dari MALIMPA UMS menuturkan, “Ini pengalaman baru bisa bersinergi dengan banyak pihak. Seru dan luar biasa.”

Apresiasi juga datang dari Kepala Resor Selo Balai Taman Nasional Gunung Merbabu. Ia menyampaikan terima kasih kepada MDMC Solo dan MDMC Boyolali atas inisiatif melakukan penanaman pohon di daerah tangkapan air Tuk Suci. “Semoga kegiatan ini berlanjut dengan pemeliharaan dan penanaman kembali. Menanam pohon berarti menyimpan air untuk masa depan, karena setiap akar adalah penjaga mata air,” ucapnya penuh makna.

Melalui “Merbabu Hijau 113”, semangat kolaborasi dan kepedulian lingkungan kembali tumbuh di kaki Gunung Merbabu. Bagi kader Muhammadiyah, menjaga alam bukan sekadar kegiatan sosial, tetapi bagian dari ibadah dan komitmen moral terhadap kehidupan yang berkelanjutan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *