Muhammadiyah di Panggung Kemanusiaan Dunia: Dari Gaza hingga Turki, EMT Pertama di Indonesia

PWMJATENG.COM, Yogyakarta – Lembaga Resiliensi Bencana Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) terus menorehkan kiprah kemanusiaan di tingkat global. Melalui Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah, MDMC menjadi salah satu kekuatan medis yang aktif dalam berbagai misi tanggap darurat internasional.

Sejak awal 2010-an, Muhammadiyah menunjukkan komitmen serius terhadap penguatan kapasitas dan pengakuan internasional di bidang tanggap darurat medis.

Perjalanan panjang itu dimulai pada 2012, ketika perwakilan Muhammadiyah berpartisipasi dalam Health Care in Danger Workshop yang diselenggarakan Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Mesir, serta kegiatan I-MIREX oleh Malaysian Society for Traumatology and Emergency Medicine (MASTEM) di Malaysia. Dua agenda awal tersebut menjadi landasan kuat bagi Muhammadiyah untuk bergabung dalam jejaring global tanggap darurat.

Antara 2015 hingga 2017, Muhammadiyah semakin memperkuat kolaborasi internasionalnya. Perwakilan EMT Muhammadiyah hadir dalam World Health Organization Emergency Medical Team (WHO EMT) Global Meetings di Panama (2015), Hong Kong (2016), dan Thailand (2017). Pada pertemuan ketiga di Thailand, Muhammadiyah resmi terdaftar sebagai EMT International, sebuah tonggak penting dalam perjalanan menuju pengakuan global.

Tidak berhenti di situ, Muhammadiyah juga turut hadir dalam berbagai forum penting seperti UNISDR Summit Meeting di Bangkok (2016), OCHA-INSARAG Workshop di Yogyakarta (2016), serta program Build Back Better yang diadakan International Medical Corps, USAID, dan OKI di Malaysia.

Komitmen tersebut terus berlanjut. Muhammadiyah berpartisipasi dalam 4th EMT Mentors Workshop di Jenewa (2019), 4th EMT Global Meeting di Thailand (2019), 5th EMT Global Meeting di Armenia (2022), dan 6th EMT Global Meeting di Abu Dhabi (2024). Konsistensi ini menegaskan posisi EMT Muhammadiyah sebagai bagian aktif dari jaringan kemanusiaan dunia serta wakil Indonesia di forum internasional.

Baca juga, Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1447 H

Di lapangan, Muhammadiyah menunjukkan kiprah nyata melalui berbagai misi kemanusiaan di daerah konflik dan bencana. EMT Muhammadiyah telah diterjunkan ke Gaza (2009), Filipina (2013), Nepal (2015), Bangladesh untuk membantu pengungsi Rohingya (2016-2017), Pakistan (2022), hingga Turki (2023). Bahkan pada misi banjir Pakistan, EMT Muhammadiyah menjadi satu-satunya tim medis yang dikirim dari sektor non-pemerintah.

Prestasi EMT Muhammadiyah pun diakui secara nasional. Pemerintah Indonesia memberikan penghargaan atas kontribusinya dalam penanganan gempa Turki pada Mei 2023. Sejak itu, undangan dari berbagai organisasi dunia semakin sering diterima, termasuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Dalam misi Turki, MDMC mengirim 23 personel EMT Muhammadiyah bergabung dengan Indonesia Emergency Medical Team (INA-EMT) di bawah koordinasi BNPB. Tim gabungan berjumlah 119 personel itu bertugas di Distrik Hassa, Provinsi Hatay, mulai 13 Februari hingga 2 Maret 2023. Selama 12 hari layanan lapangan (15–26 Februari), EMT Muhammadiyah mengoperasikan rumah sakit darurat sesuai standar WHO Type 2 EMT.

Layanan yang diberikan mencakup rawat jalan, radiologi, perawatan inap, tindakan bedah, hingga gawat darurat. Sebanyak 2.953 pasien mendapat layanan medis, dengan kasus terbanyak berupa hipertensi, diabetes mellitus, pneumonia, penyakit kulit, kolera, dan gangguan tiroid. Tujuh pasien dirawat inap dengan diagnosis acute gastroenteritis, sementara tiga operasi dilakukan untuk kasus blastoma, diabetic ulcer, dan sirkumsisi.

Pada Ahad (19/10) yang lalu, EMT Muhammadiyah resmi terverifikasi (verified) oleh WHO. Hal ini menjadikan EMT Muhammadiyah sebagai EMT Internasional pertama di Indonesia yang terverifikasi WHO, urutan keempat di Asia Tenggara (setelah NIEMS Thailand, Mecy Malaysia, dan SGEMT Singapura). Di negara wilayah Samudera Pasific Bagian Barat (western pasific), EMT Muhamamdiyah menjadi EMT ke-18 dan EMT ke-63 di dunia.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *